Segala golongan, segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, akan berdiri di hadapan takhta Allah dan Anak Domba dengan jubah mereka yang tidak bercela dan mahkota yang bertatahkan muatiara. Malaikat itu berkata; Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar dan telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih, sementara orang-orang yang mencintai kesenangan lebih daripada mencintai Allah, yaitu orang-orang yang memanjakan diri dan tidak taat, telah kehilangan dua dunia. Mereka telah kehilangan hidup yang sekarang maupun hidup yang kekal.
Orang banyak yang bertempik-sorak dengan nyanyian-nyanyian kemenangan dan dengan mahkota dan kecapi, telah menempuh dapur api kesengsaraan duniawi ketika api penderitaan itu dipanaskan sepanas-panasnya. Dari kemelaratan, dari lapar dan siksaan, mereka datang dengan penyangkalan diri yang mendalam dan kekecewaan yang pahit. Lihatlah, kini mereka sebagai para pemenang, tidak lagi miskin, tidak lagi berduka, tidak lagi dalam siksaan dan bercahaya, yang lebih indah dari jubah kerajaan manapun. Lihatlah dengan iman akan mahkota mereka yang bertatahkan mutiara, belum pernah raja di bumi mengenakan mahkota yang sedemikian mulianya. Dengarlah suara mereka ketika mereka menyanyi hosana keras-keras dan ketika mereka melambai-lambaikan daun-daun palem kemenangan. Lagu musik yang merdu memenuhi sorga manakala suara mereka menyanyiakan kata-kata: “Berlayak Anak Domba yang tersembelih itu dan yang bangkit kembali (terjemahan lama). Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba.” Dan pasukan malaikat, yaitu para malaikat dan penghulu malaikat, kerub yang menaungi dan serafim yang mulia, menggemakan berulang-ulang bagian akhir nyanyian tempik sorak kesukaan tersebut yang berbunyi, “Amin! puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya” (Wahyu 7:12).
Ya, pada hari itu akan didapati bahwa orang-orang benar adalah yang pintar, sedangkan orang yang berdosa dan durhaka adalah yang bodoh. … Malu dan jijik menjadi bagian mereka. Mereka yang telah bekerja sama dengan Kristus kelak akan menghampiri takhta Allah, mengenakan kesucian dan jubah kebenaran yang kekal.
Maranata Hal. 329