“Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya” (Filipi 3:8).
Bila kita datang berhubungan erat dengan Yesus, maka Ia akan menanamkan kasih-Nya, dan ini akan mengalir keluar dalam perbuatan kasih, dalam belas kasih kepada orang lain. Bila kita gagal mengasihi Allah di atas segalanya, maka kita tentu gagal mengasihi sesama kita sebagaimana diri kita sendiri. Bila kau mengasihi Allah dengan segenap hati, akal budi, kuasa, jiwa dan tenaga, maka kau akan seperti aliran sungai hidup di padang pasir bagi semua orang yang ada di sekitarmu. Tidak akan ada ekspresi keraguan, tidak ada benih jahat dalam perkataanmu. Kamu tidak akan beristirahat lega dengan satu pengalaman yang tidak lengkap….
Tidak ada yang berdiam diri dalam kehidupan Kristen. Para pengikut Yesus melihat di hadapan mereka hal-hal yang lebih tinggi untuk dicapai, dan mereka tidak akan dipuaskan dengan standar yang rendah. Ada bahaya besar menjadi puas, bila tidak berusaha maju mendapatkan pahala bagi panggilan agung Allah di dalam Kristus Yesus….
Dalam kebenaran, Yesus disampaikan dalam segala keindahan yang tak ada bandingannya; tetapi apa gunanya pengetahuan kita tentang kebenaran bila hal itu tidak menuntun kita kepada Yesus, jika itu tidak menambah pengetahuan dan kasih kita kepada Dia? Segera setelah engkau menyerahkan segenap hatimu kepada Allah, maka engkau akan memberikan penurutan yang penuh keceriaan. Allah meminta agar kita menemukan di dalam Dia, kebenaran Kristus. Ketika kita membuka hati kita kepada Yesus, dengan penghargaan penuh syukur terhadap kasih-Nya, dengan berkata, “Masuklah,” maka Tamu surgawi itu ada bersama kita. Bila kita mengasihi Yesus, maka kita mengasihi semua orang yang dikasihi Yesus.