“Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya” Efesus 3:14, 15.
Setelah melihat banyak tabiat Allah Bapa dalam Perjanjian Lama marilah sekarang kita melihat ciri2 Allah dalam Perjanjian Baru. Ternyata Tuhan yang digambarkan dalam Perjanjian Baru tidak berbeda dengan Tuhan didalam Perjanjian Lama. Allah Bapa dinyatakan sebagai pencetus segala sesuatu dan sebagai Bapa dari semua orang percaya, dan dalam arti yang unik Bapa dari Yesus Kristus.
Untuk menggambarkan Bapa dari segala penciptaan, Paulus mengindentifikasikan Bapa, yang berbeda dari Yesus Kristus, sebagaimana tertulis dalam 1 Korintus 8:6, “namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.” Itulah sebabnya dalam ayat inti diatas di Efesus 3:14,15 “Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya”
Alkitab Perjanjian Baru juga memandang hubungan bapa-anak rohani ini tidak dibatasi antara Allah dan bangsa Israel tetapi di antara Allah dan orang percaya secara individu. Yesus menjelaskan pedoman untuk hubungan ini (Matius 5:45; 6:6-15); yang didirikan melalui penerimaan orang percaya terhadap Yesus Kristus (Yohanes 1:12, 13).
Melalui penebusanNya yang telah Kristus tempa, orang percaya diadopsi sebagai anak-anak Allah. Roh Kudus mengfasilitasikan hubungan ini. Galatia 4:5,6 mengatakan Kristus datang “untuk menebus mereka yang berada di bawah hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Dan karena kamu adalah anak, Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru ‘ya Abba, ya Bapa.”
Ekspresi Tuhan yang paling signifikan sebagai Bapa semua orang percaya adalah dalam contoh doa yang diajarkan kepada semua pengikutnya (Matius 6:9-13). Pada saat kita berdoa, “Bapa kami yang di surga,” kita mengakui bahwa Allah adalah pribadi yang mampu menjalin hubungan yang paling intim dan peduli dengan manusia. Ia adalah pribadi yang nyata, yang penuh kasih, dan sangat peduli seperti seorang ayah kepada anaknya, dan Ia adalah Bapa di surga yang suci dan sempurna dalam tabiat, penuh kasih dan dan belas kasihan dalam memelihara hubungannya dengan manusia.
- Kita bersyukur oleh sebab Allah adalah Bapa kita yang peduli untuk kebahagiaan kita, dan yang merindukan hal yang terbaik untuk kita masing-masing. Sebab itu patutlah kita sujud kepadaNya, dan menerima tuntunanNya dalam kehidupan kita.
Kathleen-Jonathan Kuntaraf